“Kesuksesan dan kreativitas satu sama lain saling mendukung, mereka yang paling kreatif itulah biasanya yang paling sukses. Jika Anda ingin meningkatkan peluang sukses, maka tingkatkanlah kreativitas Anda.”
Kalimat tersebut adalah merupakan suatu slogan yang perlu dipegang seseorang karena tidak sedikit orang yang mengabaikan kreativitas disebabkan tidak menyadari manfaat dari kreativitas.
Kalimat tersebut adalah merupakan suatu slogan yang perlu dipegang seseorang karena tidak sedikit orang yang mengabaikan kreativitas disebabkan tidak menyadari manfaat dari kreativitas.
Sebagai contoh tuntutan untuk berfikir kreatif dalam kehidupan keseharian yaitu suatu keluarga yang berpenghasilan rendah menyusun rencana untuk mengirim anaknya ke sebuah perguruan tinggi atau sekolah terkemuka, pimpinan perusahaan bisa membuat pegawai benar-benar menyukai pekerjaannya, bisa meningkatkan hasil produksi dan pemasarannya, dlsb-dlsb.
Alasan Kenapa Anda harus kreatif?
Adapun alasan seseorang harus kreatif dalam menjalani kehidupannya yaitu antara lain :
· Hidup selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan adanya ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah.
· Persaingan tidak pernah berhenti sehingga harus selalu kreatif dalam menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki produk agar tetap unggul.
· Seringkali yang membedakan seseorang dengan yang lain adalah kreativitas dirinya dalam hal mencari solusi, menghasil ide-ide terobosan, dan dalam menjalankan tugas Anda.
· Orang kreatif tidak menyerah menyerah, karena selalu memiliki solusi alternatif.
Berfikir kreatif, adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tentunya sebagai pusat kendali dari berfikir kreatif adalah otak manusia yang beratnya tidak lebih dari 1,5 kg namun merupakan pusat berfikir, berperilaku, serta pusat emosi manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan , serta bahasa dan ingatan. Yang tentunya perlu didukung oleh rasa percaya diri, kreativitas dan gairah, serta mempunyai keyakinan bahwa masa depan akan gilang-gemilang.
Adapun alasan seseorang harus kreatif dalam menjalani kehidupannya yaitu antara lain :
· Hidup selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan adanya ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah.
· Persaingan tidak pernah berhenti sehingga harus selalu kreatif dalam menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki produk agar tetap unggul.
· Seringkali yang membedakan seseorang dengan yang lain adalah kreativitas dirinya dalam hal mencari solusi, menghasil ide-ide terobosan, dan dalam menjalankan tugas Anda.
· Orang kreatif tidak menyerah menyerah, karena selalu memiliki solusi alternatif.
Berfikir kreatif, adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tentunya sebagai pusat kendali dari berfikir kreatif adalah otak manusia yang beratnya tidak lebih dari 1,5 kg namun merupakan pusat berfikir, berperilaku, serta pusat emosi manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan , serta bahasa dan ingatan. Yang tentunya perlu didukung oleh rasa percaya diri, kreativitas dan gairah, serta mempunyai keyakinan bahwa masa depan akan gilang-gemilang.
Tahapan proses berfikir kreatif
Tahap persiapan : Seorang pemikir atau creator memformulasikan masalahnya dan mengumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang kadang-kadang meski telah lama berkosentrasi pemecahan masalah belum juga muncul.
Tahap inkubasi : Pemikir mengalihkan perhatian dari persoalan yang sedang dihadapuinya berarati telah dimana tahap ini ide ide yang mencampuri dan mengganggu cenderung menghilang, sementara pengalaman baru dapat menambah kunci bagi pemecahan masalah.
Tahap iluminasi : Pemikir mengalami insight atau tiba-tiba muncul pemeccahan masalah muncul dengan sendirinya.
Tahap evaluasi : Evaluasi yang dilakukan setelah adanya pemecahan masalah dengan tujuan untuk menilai sudah tepat atau belum, apabila belum maka kembali lagi ke tahap awal.
Tahap revisi : Apabila cara permasalahan telah tepat atau mungkin perlu penyr\esuaian dan perbaikan-perbaikan di sana-sini maka pada tahap revisi ini perbaikan masalah agar menjadi lebih tepat.
Hambatan dalam berfikir kreatif
Untuk mengembangkan berfikir kreatif dalam upaya untuk memecahkan permasalahan dapat dilakukan dengan cara menanggulanginya secara langsung dan menyadari pengaruh-pengaruh yang menghambat proses pemecahan masalah untuk kemudian menyingkirkannya dan akhirnya meniadakan hambatan-hambatan tersebut, jadi yang utama adalah menyadari hal-hal yang menghambat diri kita untuk menciptakan ide-ide baru.
Terdapat 6 (enam) hambatan :
Tahap persiapan : Seorang pemikir atau creator memformulasikan masalahnya dan mengumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang kadang-kadang meski telah lama berkosentrasi pemecahan masalah belum juga muncul.
Tahap inkubasi : Pemikir mengalihkan perhatian dari persoalan yang sedang dihadapuinya berarati telah dimana tahap ini ide ide yang mencampuri dan mengganggu cenderung menghilang, sementara pengalaman baru dapat menambah kunci bagi pemecahan masalah.
Tahap iluminasi : Pemikir mengalami insight atau tiba-tiba muncul pemeccahan masalah muncul dengan sendirinya.
Tahap evaluasi : Evaluasi yang dilakukan setelah adanya pemecahan masalah dengan tujuan untuk menilai sudah tepat atau belum, apabila belum maka kembali lagi ke tahap awal.
Tahap revisi : Apabila cara permasalahan telah tepat atau mungkin perlu penyr\esuaian dan perbaikan-perbaikan di sana-sini maka pada tahap revisi ini perbaikan masalah agar menjadi lebih tepat.
Hambatan dalam berfikir kreatif
Untuk mengembangkan berfikir kreatif dalam upaya untuk memecahkan permasalahan dapat dilakukan dengan cara menanggulanginya secara langsung dan menyadari pengaruh-pengaruh yang menghambat proses pemecahan masalah untuk kemudian menyingkirkannya dan akhirnya meniadakan hambatan-hambatan tersebut, jadi yang utama adalah menyadari hal-hal yang menghambat diri kita untuk menciptakan ide-ide baru.
Terdapat 6 (enam) hambatan :
1. Hambatan yang dibuat sendiri
Menafsirkan sesuai peraturan –peraturan kaku yang telah mendarah daging dalam diri kita sehingga tidak flexible dalam berfikir dan tidak melihat kemungkinan-kemungkinan peneyelesaian lainnya. Kita terpaku pada satu jawaban karena pandangan kita sendiri.
2. Hambatan untuk tidak berusaha menantang kenyataan
Terlalu sering menerima hala-hal yang kita lihattanpa berusaha memeriksa kebenaran cara kita melihat atau tanpa mempersoalkan mengapa demikian
3. Hambatan mencari jawaban tungggal yang tepat
Seringkali terbelenggu dengan anggapam bahwa suatu persoalan hanya memiliki satu jawaban tunggal yang tepat sehingga cenderung memberikan suatu jawaban yang paling lazim atau memberikan jawaban yang kita perkirakan diinginkan oleh si penanya.
4. Hambatan karena kelaziman
Terjadi karena kita sidah terbiasa memberikan jawaban yang paling lazim yang diberikan oleh kebanyakan orang yaitu jawaban konvensional. Banyak orang yang tidak berani memberikan jawaban orisional yang lain dari yang lain (tidak lazim) karena takut dianggap aneh olrh orang lain. Orang kreatif selalu berusaha untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pemecahan lainnya disampaing jawaban yang paling lazim.
5. Hambatan untuk member penilaian terlalu cepat
Orang yang terlalu berfikir analitis sering cenderung terlalu cepat memberikat penialaian sehingga mematikan suatu ide sebelum muncul atau berkembang
6. Hambatan takut dianggap bodoh
Tidak mau memberanikan diri untuk mengemukakan ide-ide karena takut dianggap bodoh oleh orang lain. Senang mencari aman dengan berdiam diri daripada memberikan suatu gagasan yang mungkin akan ditertawakan atau diejek oleh orang lain.
Faktor yang mempengaruhi keterampilan
Terdapat dua factor yang mempengaruhi keterampilan seseorang dalam memecahkan masalah yaitu :
1. Hasil belajar sebelumnya : Pengalaman masa lalu dapat membantu untuk memecahklan masalah pada saat ini (transfer positif). Dalam transfer positif ini seorang individu pada masa lalunya telah membentuk semacam perangkat belajar atau dapat dikatakan telah mempelajari apa-apa yang harus dipelajari.
2. Derajat kewaspadaan : Dalam pemecahan masalah kita seringkali membutuhkan Derajat Kewaspdaan (arousal) karena dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi persoalan atau mempelajaro sesuatu seringkali membutuhkan perangsangan terlebih dahulu antara lain pemusatan perhatian, emosi, kebutuhan dan alas an-alasan lain.
Sikap-sikap yang harus di kembangkan agar kreatif.
· Kreativitas menginginkan hal-hal baru. Motivasi ini dilandasi sejauh mana menginginkan perbaikan dalam hidup atau sedang mengalami kesulitan.
· Sering mendapatkan ide justru pada saat rileks ketimbang berfikir serius, saat ingin menyelesaikan masalah, atau ingin mencari suatu ide baru coba dulu untuk rileks. Namun sebelum rileks perlu mengingat-ingat apa yang dicari sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar, kemudian rileks. Dengan teknik sederhana ini, ide-ide atau solusi akan muncul pada saat-saat yang tidak terduga.
· Setiap gagasan atau solusi mungkin akan mengandung resiko, tetapi jika ingin kreatif harus berani mengambil resikonya.
· fokus pada peluang karena apapun yang ide yang dicetuskan adalah merupakan sebuah peluang baru
· harus berani keluar dari kebiasaan, jangan terkungkung dengan apa yang ada saat ini, itu belum tentu hal yang terbaik. Jangan suka dengan status quo, cintailah perubahan, namun perubahan menuju yang lebih baik.
· Cobalah melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang agar bisa melihat berbagai aspek yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
· Belajar dari kesalahan, karena kesalahan bisa menghasilkan ide baru yang lebih baik.
· Jangan berpikir bahwa kreatif itu hanya membuat hal-hal yang baru tetapi juga jangan terpaku dengan ide lama karena bisa saja sudah tidak relevan .
SANGATLAH tepat apabila dikatakan bahwa kunci setiap keberhasilan dari suatu usaha, dihasilkan dari pola berpikir yang kreatif. Kata yang sederhana ini mampu memberi hasil yang luar biasa, karena dengan berpikir kreatif, kita bisa menikmati kemajuan teknologi, ekonomi, industri dan bidang lainnya. Berikut ini beberapa tips yang harus menjadi kebiasaan orang agar terbiasa berpikir kreatif.
Melatih berfikir kreatif
1. Optimis dalam bertindak
Mulailah berpikir optimis bahwa sesuatu pekerjaan yang akan dihadapi “pasti” bisa dilakukan dan bukan “mungkin” bisa dilakukan. Pola berpikir seperti itu melatih kita untuk tidak menyerah dan bertanggung jawab untuk harus “bisa” dilakukan. Kita menjadi lebih berani untuk masuk ke dalam suatu tantangan dan melatih memeras otak untuk dapat mewujudkan tekad.
2. Tinggalkan cara berpikir konservatif
Berani mencoba adalah awal mula keberhasilan. Sesuatu yang tampaknya tidak mungkin, pada kenyataannya akan berbicara lain setelah satu langkah penting; mencoba! Kekhawatiran terhadap suatu perubahan adalah musuh terbesar bagi orang yang berpikir kreatif. Bagi kaum konservatif perubahan adalah tabu, yang menjadikan mereka khawatir mengalami kerugian, bahkan dianggap ancaman, karena telah terbiasa nyaman dan menguntungkan dengan keadaan yang lama. Mulailah berpikir dinamis, inovatif hingga terbiasa dengan pola berpikir yang efisien. Selalulah terbuka terhadap segala macam masukan yang merupakan bahan mentah yang bisa kita olah menjadi sesuatu yang baru, inovatif, dan kreatif.
Jadi tak ada kamusnya bagi orang yang berpikir kreatif harus berdiam diri, tetapi harus proaktif dalam arti menjemput bola dalam menghadapi sesuatu. Berbuat proaktif berarti membuat diri bebas memilih dalam bertindak, tentunya dengan perhitungan yang matang. Cobalah lakukan hal-hal baru yang belum pernah dicoba untuk memperkaya diri kita hingga mendapatkan suatu pengalaman.
3. Hindarkan pola berpikir “gengsi”
Seperti halnya pola pikir konservatif, gengsi adalah penghambat besar untuk orang-orang yang ingin berpikir kreatif. Wajar memang orang merasa malu melakukan hal-hal yang sepertinya bukan merupakan levelnya, namun tentunya kita lebih mengagumi seseorang yang berani action dengan segera dari pada orang yang hanya jalan di tempat sambil menunggu kesempatan menghampiri tanpa berbuat apa-apa hanya karena gengsi melakukan yang dalam pikirannya “malu-maluin” atau sepele. Perlu disadari, sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil atau sederhana.
Teknologi sekarang yang sedemikian canggih, dulunya dimulai dari para penemu-penemu dunia yang pada saat langkah awal mereka terkadang menjadi bahan tertawaan dan cemoohan orang. Bahkan jika kita pelajari biografi para konglomerat dunia, termasuk negeri kita, mereka memulai langkah awal dengan hal-hal yang menurut kita gengsi dilakukan! Jadi perkokoh mental kita untuk tidak gengsi atau malu karena tidak ada yang akan mencibir apabila apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang positif, inovatif, dan kreatif.
4. Jagalah kuantitas dan kualitas pekerjaan
Sudah saatnya berpikir bahwa suatu pekerjaan atau teknologi akan selalu berubah ke arah yang lebih baik dan efisien. Kita pun yang ingin berpikir kreatif jangan cepat merasa puas dengan hasil yang ada. Kemungkinannya adalah perbaiki cara yang ada dengan yang lebih efisien, walaupun masih memberikan hasil yang sama, namun langkah efisien sudah memberikan poin positif. Kemungkinan lain adalah cara yang efisien memberikan hasil yang lebih baik. Dua kemungkinan yang sama-sama luar biasa. Sebaliknya, semakin cepat merasa puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran, berarti tidak membuka tantangan baru, tidak tertuntut untuk berpikir cerdas dan kreatif.
Kualitas yang baik mencerminkan keterampilan dalam bekerja, dan bekerja dengan baik mencerminkan kualitas kita dalam berpikir. Semakin tinggi kualitas hasil kerja, semakin tinggi kualitas dalam berpikir.
5. Malu bertanya sesat di jalan
Bertanya bukan berarti bodoh, rasa ingin tahu yang besar berarti semakin melatih pikiran untuk menjalin pola-pola masalah yang dipertanyakan menjadi suatu bentuk yang merupakan jawaban. Jadikan bertanya sebagai sarana mengembangkan daya kreativitas pikiran. Dengan bertanya, pemikiran kita akan bertemu dengan pemikiran orang lain yang dapat memperkaya cakrawala berpikir, dan dapat menghilangkan kecerobohan bahwa “pikiran kitalah yang paling benar”.
6. Jadilah pendengar yang baik
Dalam menghadapi kesulitan hidup, semakin kaya seseorang relatif lebih tenang dibandingkan dengan yang serba kekurangan. Kekayaan bukan saja dalam hal harta, namun kekayaan informasi bisa mengalahkan ketenangan si kaya harta. Keterbukaan dalam menerima informasi melatih pikiran untuk merespons suatu masalah berdasarkan konsep-konsep pikiran yang kita miliki. Menjadi pendengar yang baik berarti memahami betul maksud dari informasi yang diterima sehingga memberi kesempatan pada pikiran kita untuk melatih mengolah informasi tersebut dan merespons sesuai dengan yang dikehendaki dunia luar.
Catatan :
· Tehnik sumbangsaran adalah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ide kreativitas secara bersama yang bekerja dalam sebuah kelompok untuk melahirkan ide pemecahan permasalahan, dimana kelebihannya adalah pemberi gagasan sebanyak mungkin, tidak membenarkan kritik, kebebasan memberi gagasan, serta menghasilkan penggabungan dan pengembangan dari ide-ide yang dikemukakan.
· Jangan sampai Anda hanya takjub dengan ide orang lain, kini saatnya Anda menghasilkan ide-ide cemerlang.
Terdapat dua factor yang mempengaruhi keterampilan seseorang dalam memecahkan masalah yaitu :
1. Hasil belajar sebelumnya : Pengalaman masa lalu dapat membantu untuk memecahklan masalah pada saat ini (transfer positif). Dalam transfer positif ini seorang individu pada masa lalunya telah membentuk semacam perangkat belajar atau dapat dikatakan telah mempelajari apa-apa yang harus dipelajari.
2. Derajat kewaspadaan : Dalam pemecahan masalah kita seringkali membutuhkan Derajat Kewaspdaan (arousal) karena dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi persoalan atau mempelajaro sesuatu seringkali membutuhkan perangsangan terlebih dahulu antara lain pemusatan perhatian, emosi, kebutuhan dan alas an-alasan lain.
Sikap-sikap yang harus di kembangkan agar kreatif.
· Kreativitas menginginkan hal-hal baru. Motivasi ini dilandasi sejauh mana menginginkan perbaikan dalam hidup atau sedang mengalami kesulitan.
· Sering mendapatkan ide justru pada saat rileks ketimbang berfikir serius, saat ingin menyelesaikan masalah, atau ingin mencari suatu ide baru coba dulu untuk rileks. Namun sebelum rileks perlu mengingat-ingat apa yang dicari sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar, kemudian rileks. Dengan teknik sederhana ini, ide-ide atau solusi akan muncul pada saat-saat yang tidak terduga.
· Setiap gagasan atau solusi mungkin akan mengandung resiko, tetapi jika ingin kreatif harus berani mengambil resikonya.
· fokus pada peluang karena apapun yang ide yang dicetuskan adalah merupakan sebuah peluang baru
· harus berani keluar dari kebiasaan, jangan terkungkung dengan apa yang ada saat ini, itu belum tentu hal yang terbaik. Jangan suka dengan status quo, cintailah perubahan, namun perubahan menuju yang lebih baik.
· Cobalah melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang agar bisa melihat berbagai aspek yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
· Belajar dari kesalahan, karena kesalahan bisa menghasilkan ide baru yang lebih baik.
· Jangan berpikir bahwa kreatif itu hanya membuat hal-hal yang baru tetapi juga jangan terpaku dengan ide lama karena bisa saja sudah tidak relevan .
SANGATLAH tepat apabila dikatakan bahwa kunci setiap keberhasilan dari suatu usaha, dihasilkan dari pola berpikir yang kreatif. Kata yang sederhana ini mampu memberi hasil yang luar biasa, karena dengan berpikir kreatif, kita bisa menikmati kemajuan teknologi, ekonomi, industri dan bidang lainnya. Berikut ini beberapa tips yang harus menjadi kebiasaan orang agar terbiasa berpikir kreatif.
Melatih berfikir kreatif
1. Optimis dalam bertindak
Mulailah berpikir optimis bahwa sesuatu pekerjaan yang akan dihadapi “pasti” bisa dilakukan dan bukan “mungkin” bisa dilakukan. Pola berpikir seperti itu melatih kita untuk tidak menyerah dan bertanggung jawab untuk harus “bisa” dilakukan. Kita menjadi lebih berani untuk masuk ke dalam suatu tantangan dan melatih memeras otak untuk dapat mewujudkan tekad.
2. Tinggalkan cara berpikir konservatif
Berani mencoba adalah awal mula keberhasilan. Sesuatu yang tampaknya tidak mungkin, pada kenyataannya akan berbicara lain setelah satu langkah penting; mencoba! Kekhawatiran terhadap suatu perubahan adalah musuh terbesar bagi orang yang berpikir kreatif. Bagi kaum konservatif perubahan adalah tabu, yang menjadikan mereka khawatir mengalami kerugian, bahkan dianggap ancaman, karena telah terbiasa nyaman dan menguntungkan dengan keadaan yang lama. Mulailah berpikir dinamis, inovatif hingga terbiasa dengan pola berpikir yang efisien. Selalulah terbuka terhadap segala macam masukan yang merupakan bahan mentah yang bisa kita olah menjadi sesuatu yang baru, inovatif, dan kreatif.
Jadi tak ada kamusnya bagi orang yang berpikir kreatif harus berdiam diri, tetapi harus proaktif dalam arti menjemput bola dalam menghadapi sesuatu. Berbuat proaktif berarti membuat diri bebas memilih dalam bertindak, tentunya dengan perhitungan yang matang. Cobalah lakukan hal-hal baru yang belum pernah dicoba untuk memperkaya diri kita hingga mendapatkan suatu pengalaman.
3. Hindarkan pola berpikir “gengsi”
Seperti halnya pola pikir konservatif, gengsi adalah penghambat besar untuk orang-orang yang ingin berpikir kreatif. Wajar memang orang merasa malu melakukan hal-hal yang sepertinya bukan merupakan levelnya, namun tentunya kita lebih mengagumi seseorang yang berani action dengan segera dari pada orang yang hanya jalan di tempat sambil menunggu kesempatan menghampiri tanpa berbuat apa-apa hanya karena gengsi melakukan yang dalam pikirannya “malu-maluin” atau sepele. Perlu disadari, sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil atau sederhana.
Teknologi sekarang yang sedemikian canggih, dulunya dimulai dari para penemu-penemu dunia yang pada saat langkah awal mereka terkadang menjadi bahan tertawaan dan cemoohan orang. Bahkan jika kita pelajari biografi para konglomerat dunia, termasuk negeri kita, mereka memulai langkah awal dengan hal-hal yang menurut kita gengsi dilakukan! Jadi perkokoh mental kita untuk tidak gengsi atau malu karena tidak ada yang akan mencibir apabila apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang positif, inovatif, dan kreatif.
4. Jagalah kuantitas dan kualitas pekerjaan
Sudah saatnya berpikir bahwa suatu pekerjaan atau teknologi akan selalu berubah ke arah yang lebih baik dan efisien. Kita pun yang ingin berpikir kreatif jangan cepat merasa puas dengan hasil yang ada. Kemungkinannya adalah perbaiki cara yang ada dengan yang lebih efisien, walaupun masih memberikan hasil yang sama, namun langkah efisien sudah memberikan poin positif. Kemungkinan lain adalah cara yang efisien memberikan hasil yang lebih baik. Dua kemungkinan yang sama-sama luar biasa. Sebaliknya, semakin cepat merasa puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran, berarti tidak membuka tantangan baru, tidak tertuntut untuk berpikir cerdas dan kreatif.
Kualitas yang baik mencerminkan keterampilan dalam bekerja, dan bekerja dengan baik mencerminkan kualitas kita dalam berpikir. Semakin tinggi kualitas hasil kerja, semakin tinggi kualitas dalam berpikir.
5. Malu bertanya sesat di jalan
Bertanya bukan berarti bodoh, rasa ingin tahu yang besar berarti semakin melatih pikiran untuk menjalin pola-pola masalah yang dipertanyakan menjadi suatu bentuk yang merupakan jawaban. Jadikan bertanya sebagai sarana mengembangkan daya kreativitas pikiran. Dengan bertanya, pemikiran kita akan bertemu dengan pemikiran orang lain yang dapat memperkaya cakrawala berpikir, dan dapat menghilangkan kecerobohan bahwa “pikiran kitalah yang paling benar”.
6. Jadilah pendengar yang baik
Dalam menghadapi kesulitan hidup, semakin kaya seseorang relatif lebih tenang dibandingkan dengan yang serba kekurangan. Kekayaan bukan saja dalam hal harta, namun kekayaan informasi bisa mengalahkan ketenangan si kaya harta. Keterbukaan dalam menerima informasi melatih pikiran untuk merespons suatu masalah berdasarkan konsep-konsep pikiran yang kita miliki. Menjadi pendengar yang baik berarti memahami betul maksud dari informasi yang diterima sehingga memberi kesempatan pada pikiran kita untuk melatih mengolah informasi tersebut dan merespons sesuai dengan yang dikehendaki dunia luar.
Catatan :
· Tehnik sumbangsaran adalah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ide kreativitas secara bersama yang bekerja dalam sebuah kelompok untuk melahirkan ide pemecahan permasalahan, dimana kelebihannya adalah pemberi gagasan sebanyak mungkin, tidak membenarkan kritik, kebebasan memberi gagasan, serta menghasilkan penggabungan dan pengembangan dari ide-ide yang dikemukakan.
· Jangan sampai Anda hanya takjub dengan ide orang lain, kini saatnya Anda menghasilkan ide-ide cemerlang.
Sumber bacaan antara lain :
1. Schwartz, David. J ; 2007; Berpikir dan Berjiwa Besar; Pustaka Delapratasa;
2. Munandar, SCU (1987); Aha Aku Kreatif : Kumpulan Artikel Dalam Aku Tahu; Yayaysan Pengembangan Kreativitas; Jkt.
3. Website /berita.nanggroe.com; squidoo.com download 17 Juli 2010
1. Schwartz, David. J ; 2007; Berpikir dan Berjiwa Besar; Pustaka Delapratasa;
2. Munandar, SCU (1987); Aha Aku Kreatif : Kumpulan Artikel Dalam Aku Tahu; Yayaysan Pengembangan Kreativitas; Jkt.
3. Website /berita.nanggroe.com; squidoo.com download 17 Juli 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar