Menentukan pilihan memang merupakan sesuatu yang gampang-gampang susah. Gampang bila pilihan yang ada sesuai atau mendekati keinginan hati. Sebaliknya, menjadi susah bila pilihan-pilihan yang ada jauh dari keinginan hati kita. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan kita, sudah pasti menuntut kita untuk menentukan pilihan. Memilih sekolah, jurusan, pekerjaan, teman hidup, partai politik, presiden, tv dan lain-lain. Pilihan kita itu harus sesuai dengan kesanggupan kita. Namun, pertimbangan yang kita gunakan dalam memilih suatu pilihan itu tentunya memiliki tipikalnya sendiri-sendiri.
Pertimbangan dalam memilih untuk membeli barang-barang perabot seperti tv, tentunya kita harus mendasarkan pada tingkat kesanggupan kita. Selalu ingat bahwa semua hal ada takarannya. Kalau kita sanggupnya hanya membeli tv 14 inch, dan kesanggupan daya voltase listrik di rumah kita hanya sanggup untuk tv ukuran segitu, lalu mengapa kita memaksakan untuk membeli tv yang dimensinya lebih besar? Pertimbangan lainnya dalam menentukan pilihan pembelian tv itu juga harus diselaraskan dengan kebutuhan kita. Kalau kita jarang di rumah dan juga hampir tidak memiliki waktu untuk menonton tv, lalu mengapa kita harus membeli tv? Kita tidak membutuhkan “kotak ajaib” itu. Nilai atau fungsi benda itu tidak ada bagi kita.
Lain halnya dengan pertimbangan yang kita gunakan dalam memilih pasangan hidup. Seumpama Anda belum menikah maka sebaiknya kita tidak perlu risau. Kitalah yang tahu tentang diri kita. Orang lain atau keluarga kita mungkin risau melihat keadaan kita. Ajak mereka berbicara dan katakan apa adanya. Memilih teman hidup tidak sama dengan kita memilih perabot. Bila suatu hari kita bosan dengan perabot yang kita miliki, maka kita dapat saja menggantinya suatu hari. Apakah Anda ingin memperlakukan pasangan Anda seperti perabot saja? Tentu tidak, bukan? Bergaulah dengan banyak orang. Kita bisa memperhatikan dan menimbang-nimbang yang mana diantara mereka yang dapat kita masukkan dalam kategori calon teman hidup kita. Ini bukan berarti kita bersikap seperti seorang playboy atau playgirl. Hal tersebut sebaiknya hanya dilakukan bila kita belum mendapatkan orang yang telah kita anggap masuk dalam kategori calon serius. Kita harus menghargai komitmen kita. Ingatlah selalu adagium “You are what you say.”
Menentukan pasangan hidup bukanlah perkara gampang dan main-main. Memilih pasangan atau teman hidup agak setali tiga uang dengan memilih para wakil-wakil kita di parlemen dan memilih seorang presiden. Bedanya, dampak memilih pasangan hidup tentunya hanya terjadi pada sedikit orang, yaitu pada diri kita, pasangan, anak-anak (kalau nantinya ada), keluarga kita dan keluarga pasangan kita. Memilih para wakil kita di parlemen dan memilih presiden, dampaknya akan sangat luas, tidak hanya pada diri kita tetapi kita semua sebagai warga negara. (nfr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar