Kamis, 05 Mei 2011

Kasih Sayang Nabi Muhammad saw Kepada Anak-Anak

Anak adalah titipan dari Allah Subhanahu wa ta’alaa sekaligus karunia yang tak ternilai bagi kebahagiaan sebuah keluarga. Anak merupakan generasi penerus di hari esok kelak yang diharapkan bisa menjadi seorang yang berguna bagi keluarga dan masyarakat.
Masa depan anak merupakan tanggung jawab orangtuanya yang mendidik dan membesarkan sang buah hati. Dalam mendidik anak, sedapat mungkin orangtua tak hanya memberikan pendidikan di rumah, namun juga pendidikan formal yang tinggi. Dan selama mendidik itulah kasih sayang sangat penting peranannya dalam membesarkan anak.
Penting pula bagi umat muslim untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan yang dicontohkan teladan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkenal sangat menyayangi anak-anak. Beliau sungguh memiliki kasih sayang yang tak terkira bagi anak-anaknya. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya.” (HR. Bukhari)
Kasih sayang Nabi Muhammad saw tidak terbatas pada anak-anaknya saja, namun jga kepada seluruh anak-anak kaum muslimin. Asma’ binti ‘Umais Radhuyallahu ‘anhu (istri Ja’far bin Abi Thalib) pernah berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah telah sampai kepadamu berita tentang Ja’far?” beliau menjawab: “Sudah, dia telah gugur pada hari ini!” Mendengar berita itu kamipun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata: “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja’far, karena telah datang berita musibah yang memberatkan mereka.” (HR. Ibnu Sa’ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ketika air mata Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetes menangisi gugurnya para syuhada tersebut, Sa’ad bin ‘Ubadah Radhiyallahu ‘anhu bertanya: “Wahai Rasulullah, Anda menangis?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah Ta’ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta’ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang.” (HR. Bukhari)
Ketika air mata Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada beliau: “Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari)
Kasih sayang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga terlihat dari sikapnya pada setiap anak-anak yang ditemuinya. Setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, ia pasti mengucapkan salam kepada mereka. Beliau berkata: “Demikianlah yang dilakukan Rasulullah saw.” (Muttafaq ‘alaih)
Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah marah, memukul, membentak, dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.
Dari Aisyah Rhadiyallahu ‘anhu ia berkata: “Suatu kali pernah dibawa sekumpulan anak kecil ke hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mendoakan mereka, pernah juga dibawa kepada beliau seorang anak, lantas anak itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu memercikkannya pada pakaian itu tanpa mencucinya.” (HR. Al-Bukhari). Sungguh suatu hal yang sangat terpuji yang patut kita tiru untuk anak-anak kita.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga senang bercanda dengan anak-anak. Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pernah menceritakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menuturkan: “Rasulullah sering bercanda dengan Zainab, putri Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anhu, beliau memanggilnya dengan: “Ya Zuwainab, Ya Zuwainab, berulang kali.” (Zuwainab artinya: Zainab kecil)
Begitu perhatian dan sayangnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada anak-anak. Bahkan beliau rela menggendong putrinya sambil sholat. Beliau sholat sambil menggendong Umamah putri Zaenab binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari suaminya yang bernama Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya dan ketika sujud, beliau meletakkannya. (Muttafaq ‘alaih)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengajarkan anak-anak dengan penuh kasih sayang. Abdullah bin Abbas menuturkan: “Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “Jagalah (perintah) Allah, pasti Allah akan menjagamu. Jagalah (perintah) Allah, pasti kamu selalu mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Kasih sayang memang hal utama yang harus dimiliki setiap orang. Anak-anak pun sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtuanya maupun dari orang lain. Sikap-sikap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas patut ditiru oleh para orangtua dalam membesarkan anak-anaknya. Perilaku anak sangat tergantung dari contoh dan teladan orangtuanya. Oleh karena itu, hanya akhlak dan budi pekerti yang luhurlah yang akan menjadikan masa depan anak sesuai dengan yang kita dambakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar