Romy Rafael yang bernama asli Romy Tunggul Widodo lelaki ini mempunyai karakteristik yang sangat unik , dengan memakai penutup kepala sampai sepatu berwarna hitam , ia dilahirkan dari seorang ayah bernama : Imam Supeno dan ibu bernama : Ina Sutantina pada tanggal 12 Juli 1977 dan dia adalah anak sulung , dia pernah mengenyam pendidikan SMP di Medan dan kembali ke Surabaya pada SMA karena selalu mengikuti ayahnya yang selalu berpindah tempat kerja, Ayah Romy Rafael berkerja di Bank Indonesia pada saat itu. Ibunya adalah sosok seorang yang keras,disiplin,dan tak kenal kompromi.
Sikap tak kenal kompromi ibunya sudah kelihatan sejak Romy kecil , Romy selalu dianggap anak yang bodoh oleh ibunya karena tidak pernah mendapatkan nilai matematika dan fisika yang baik dan bagus , padahal dalam pelajaran yang lainnya ia mendapatkan nilai yang bagus , dan saking penasarannya ibu Romy ini sampai membawanya ke psikolog karena nilainya yang tak kunjung membaik.
Meski Romy adalah anak pegawai BI , dia sangat sulit untuk meminta mainan ataupun buku keorang tuanya. Meski pada suatu saat Romy pernah meminta buku yang pada saat itu sangat mahal , buku yang berharga 300ribu , dan akhirnya buku itu dibelikan juga kepadanya.
Romy lebih suka membaca buku bahasa inggris daripada terjemahan , karena hasilnya beda, Romy memang lebih kuat di linguistik. Bahasa Inggris Romy lancar karena belajar dari buku, kamus, nonton film barat enggak pernah lihat teksnya, langsung mendengar percakapannya.
Sikap seorang Ibu Romy terus saja menganggap anaknya bodoh sampai SMP.
Padahal sejak SMA seorang Romy sudah mempunyai identitas diri. Romy terus saja berbeda pendapat dengan ibunya dan mereka pun sering berantem, tapi hanya tidak saling bicara aja berantemnya.
Disekolahnya Romy tidak memiliki banyak teman , karena seorang Romy tidak bisa main basket dan yang lainnya seperti teman mereka yang lainnya , Romy hanya sering bergaul dengan teman sebangku nya karena sama-sama pendiam. Dan Romy pun lebih suka berteman dengan buku , ia jarang sekali bermain ke rumah-rumah tetangganya.
Karena suka membaca buku cita-cita Romy inipun berbeda dengan anak-anak seusianya , dia ingin menjadi seorang koki , mau jadi astronot karena bisa melihat keindahan alam semesta.
Masa SMP adalah masa dimana Romy menemukan sebuah kejadian yang tidak terlupakan. Karena enggak punya teman akhirnya setiap kali istirahat, Romy pergi ke perpustakaan membaca buku. Romy menemukan buku yang sudah kucel, mungkin karena sering dibaca orang ya, buku berjudul Berpikir Berjiwa Besar. Di Bab 12 buku tersebut ada perintah kita diharuskan membuat hasil akhir apa yang diinginkan, tujuan hidup, pekerjaan, lingkungan sosial hidup ini. Lalu, di halaman berikutnya dipecah lagi, apa rencana jangka pendek dalam 5 tahun ini yang bisa tercapai. Kita disuruh melupakan rencana jangka panjang, pilih rencana jangka pendek yang masuk akal dimana harus bisa dicapai dalam 1-5 tahun terdekat. Romy pun langsung menuliskan apa yang diperintahkan di buku tersebut.
Selepas SMA Romy memilih kuliah di UNAIR Surabaya Fakultas Ekonomi karena biar satu Kampus dengan pacarnya ( Ury Kartha Diayu Shinta ) dari pacarnya lah dia tau program Network 21 yaitu sebuah support sistem soal pengajaran dan logika.
Romy juga pernah tilep uang untuk belajar hipnosis , Romy berkata pada Orang Tua nya ingin belajar kursus bahasa inggris ditempat yang mahal , tetapi uang untuk membayar kursus itu dia pakai untuk uang belajar hipnosis. Dan Romy juga rajin membaca dan membeli buku hipnosis.
Dan Romy nekat belajar hipnosis ke Amerika , dan biaya nya diambilnya dari sebagian modal untuk membangun bisnis warnet ayahnya. Sesuai dengan rencana yang dituliskannya di buku kucel nya itu dia akan pergi ke Amerika, tentu saja Romy tidak memberitahu orang tuanya terlebih dahulu , dan ketika sudah sampai disana baru dia akan mengabarinya.
Romy Rafael memilih belajar hipnosis di USA karena pada saat itu di Indonesia belum ada yang bisa memberikan sertifikasi hipnoterapi.
Selama di Amerika Romy berkerja sebagai babysitter , tukang cuci piring , hal ini dilakukannya karena dia tidak memiliki visa wisata.
Banyak yang Romy pelajari saat di Amerika mulai dari fisik manusia hingga bagaimana manusia berkomunikasi. Romy tidak belajar di satu tempat saja, di National Guild of Hypnotism juga di The American Board of Hypnotherapy. Kenapa? Karena sertifikasi dan apa yang dipelajari berbeda.
Selain belajar Romy juga mempraktikkan ilmunya pada teman sebangku nya , Romy menyuruh temannya untuk menyembunyikan sebuah cincin disalah satu tangannya, Nah, dengan bahasa tubuhnya Romy jadi tahu, di mana cincin itu disimpan. Setelah dicoba beberapa kali akan ketahuan sifatnya dari cara orang menyimpan cincin tersebut.
Saat memberi sugesti ke orang harus tahu karakternya seperti apa. Karena setiap karakter seseorang berbeda-beda. Tujuan Romy mensugesti seseorang agar sama dengan statement yang Romy bikin. Dengan bahasa tubuh, intonasi suara, kata-kata, Romy jadi tahu apa yang ada dalam pikirannya. Itu juga menjadi salah satu dasar hipnosis.
Selesai pulang dari Amerika Romy bekerja disalah satu hotel berbintang 5 dari situlah dia mulai mempraktekkan ilmunya dari meja ke meja , dia juga pernah bermain didepan orang Yunani dan dia mendapatkan tip yang cukup besar.
Setelah 4 tahun, Romy bekerja sama dengan PH Sandhika membuat program TV, Hipnotis. Pelan-pelan, nama Romy mulai dikenal publik. Sempat vakum beberapa tahun, acara tersebut kembali muncul dengan nama berbeda, Master Hipnotis.
Romy mempunyai seseorang Istri bernama Ury Kartha dan 2 orang anak bernama Xander Xavier Rafael dan Xakila Xamara Rafael.
Sumber: http://www.fachrin.tk/2010/04/perjalanan-hidup-romy-rafael.html#ixzz1F4c5gF9M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar